This is an official blog of Adventurer Rural design project (ARD project), a participative village mapping and planning project that held by 3 students of Urban and Regional Planning program of Gadjah Mada University under KAYON Foundation. The project is taking place in Geluntung village, Marga, Tabanan, Bali. Mapping process is participative which involved village apparatus, youths, and kids. All written in this blog is the progress during the practical study.

Monday, February 2, 2009

Rembug Perencanaan Tata Desa Partisipatif


Kegiatan rembug ini merupakan kegiatan yang ingin mempertemukan masyarakat dengan semua stakeholder untuk membicarakan beberapa hasil pemetaan partisipatif yang telah dilakukan oleh masyarakat Desa Geluntung dengan fasilitasi Yayasan KAYON-Bali. Pengorganisasian acara rembug dimulai dari proses diskusi internal Yayasan KAYON dan selanjutnya menyampaikan ide ini ke pemerintah Desa Geluntung. Pemerintah Desa Geluntung mendukung ide ini dan siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan.


Dalam diskusi internal pada hari Selasa, 19 Agustus 2008 malam di Kubu Siar dibicarakan tentang konsep acara, ada beberapa opsi (sarasehan, seminar, dan rembug), dan dipilihlah rembug karena pertemuan ini bersifat informal, walaupun melibatkan pihak-pihak yang formal. Diskusi kemudian dilanjutkan dengan memikirkan siapa saja stakeholder yang akan diundang dalam rembug ini dan diputuskan untuk mengundang Kepala BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Pejabat operasional Kabupaten Tabanan, Konsultan Manajemen PNPM-PPK P2SPP Kabupaten Tabanan, Fasilitator PNPM Kecamatan Marga, Pejabat operasional Kecamatan Marga, Kelian-kelian Adat dan Dinas Banjar yang ada di Desa Geluntung, BPD Geluntung, Kepala Desa sekitar Desa Geluntung, dan beberapa pelaku ekowisata. Kegiatan rembug direncanakan pada hari Rabu (27/8) di Bale Banjar Geluntung Kaja.

Dalam kegiatan rembug ini nantinya, para stakeholder juga dikenalkan konsep Viewture Village. Konsep ini merupakan sebuah bentuk upaya konservasi lingkungan desa dan di masa depan desa ini direncanakan dapat memanfaatkan energi alternatif ramah lingkungan yang tentu saja melibatkan partisipasi masyarakat desa.


Pengorganisasian selanjutnya adalah membuat surat undangan dan menyampaikan undangan tersebut kepada para stakeholder. Pada hari Jumat (22/8) Danar bersama sekretaris Desa Geluntung, Bli Putu Gunarsa, mengantar undangan “Rembug Perencanaan Tata Desa Partisipatif” yang ditujukan kepada Fasilitator PNPM Kecamatan Marga, Pejabat Operasional Kecamatan Marga, dan Konsultan Manajemen PNPM-PPK P2SPP Kabupaten Tabanan, selanjutnya pada hari Selasa (26/8) menyampaikan undangan kepada Pak Gede Urip, Kepala Bidang Sosial dan Budaya BAPPEDA Kabupaten Tabanan, di Kantor BAPPEDA Kabupaten Tabanan. Pak Gede Urip menyambut positif kegiatan ini dan berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari sebuah proses perencanaan penataan ruang desa (ada follow up atau rembug-rembug lanjutan dan tindak lanjutnya/rencana aksi) serta dapat juga dilakukan di desa-desa adat lain yang berada di Kabupaten Tabanan.


Rembug Perencanaan Tata Desa Partisipatif dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus 2008, di Roemah KAYON, hal ini dikarenakan Bale Banjar Geluntung Kaja digunakan untuk persiapan upacara keagamaan.

Kegiatan berjalan dengan lancar, dilaksanakan pada pukul 09.00 – 13.00 WITA. Pertemuan lintas stakeholder ini mengangkat topik tentang: Pemetaan Wilayah, Potensi Alam dan Masyarakat, Jalur Pengembangan Desa, Revitalisasi Keswadayaan, serta Inovasi dan Prospek Kerjasama.


Rembug Perencanaan Tata Desa Partisipatif ini dihadiri oleh:

1. Pak Gede Urip (Kepala Bidang Sosial dan Budaya BAPPEDA Kabupaten Tabanan),
2. Perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Tabanan,
3. Konsultan Manajemen PNPM-PPK P2SPP Kabupaten Tabanan,
4. Fasilitator Kecamatan Marga,
5. Kepala desa sekitar Desa Geluntung (Desa Marga Dauh Puri, Marga Dajan Puri, Payangan, dan Petiga),
6. Ketua forum kerjasama antar desa,
7. Pak Alit dan teman-teman dari Kapal Ecotourism Village,
8. Kelian adat dan kelian dinas Banjar Umabali, Geluntung Kaja, Alas Pere, Geluntung Kelod, dan Banjar Kikik,
9. Pak Puteru, ketua Badan Permusyawaratan Desa,
10. Pemerintah Desa Geluntung dan aparat bimas Polsek Marga,
11. Perwakilan LSM, yang dalam hal ini oleh Yayasan KAYON-Bali.


Pak Gede Urip (Kepala Bidang Sosial dan Budaya BAPPEDA Kabupaten Tabanan) menyampaikan apresiasi dan dukungan kegiatan pemetaan tata desa ini, bersama Pak Alit (Kapal Ecotourism), Bu Agung (KM Kab PNPM PPK), Pak Gede (FK), dan Kepala BPD Geluntung, menjalin sinergisitas antarstakeholder


ekspose / display peta salah satu banjar dan peta Desa Geluntung

















Bu Agung (KM Kab PNPM Tabanan) dan Pak Alit (Kapal Ecotourism Village) menyampaikan tanggapannya


Rembug ini bersifat informal walaupun melibatkan pihak formal, yang bertujuan untuk sharing, menggabungkan jalur-jalur proses perencanaan, sinergi stakeholders, dan ekspose hasil pemetaan partisipatif yang telah dilakukan selama 1,5 bulan di Desa Geluntung. Kegiatan ini merupakan awal dari proses perencanaan dan pengembangan desa. Untuk teknis pengembangan belum tentu semua desa di Bali mengembangkan pariwisata, karena boleh dikatakan pariwisata adalah “bonus” yang apabila diambil dapat menambah nilai yang telah ada. Oleh karena itu, apabila desa memiliki rencana pengembangan community based tourism, masyarakat lokal setempat harus menikmati hasil dari adanya rencana tersebut, atau dapat dikatakan pengembangan pariwisata harus sesuai dengan kultur masyarakat setempat.


Hasil akhir dari rembug ini adalah adanya kesepakatan untuk mewujudkan sinergisitas stakeholders, yang selanjutnya dapat menjadi proses perencanaan pengembangan yang dimulai dari bawah, yaitu dari desa. Hal ini dikarenakan dukungan pemerintah saat ini cenderung berpikir hal-hal yang besar dan biasanya dikerjakan lewat proyek. Jadi, diharapkan adanya penggabungan lima jalur proses perencanaan (top-down, bottom-up, teknokrasi, politik, dan swadaya).


(danarholic)

4 comments:

agungia-kayonist said...

Two thumbs up!!

Tetap bagus, walau sebaiknya di posting lebih awal.
Kabarkan ke kawan2 mungkin via sms dan facebook agar lihat2 blog ini.
Bagus untuk sharing pengalaman...

Salam dari Geluntung viewture village

a

Anonymous said...

ditunggu follow up rembug-nya..

danarw

Anonymous said...

aplikasi 'data hidup' pemetaan salah satunya sudah digunakan untuk tiny-hydro ;-)
konsep viewture village sudah disampaikan ke beberapa tokoh kunci untuk diajukan juga dgn program konprehensif via Musrenbang dgn core Pertanian Organic. Salah sua outputnya: Warung Tani Organic di ujung desa atau di bale2 banjar secara periodik, plus treking... ada rencana untuk olah sampah jadi bahar bakar juga..


thanks,
a

Anonymous said...

hai lam kenal...
namaku mangayu
aku mahasiswa UNMAS Denpasar
aku lg KKN neh di geluntung
bagi2 ilmu yah....
send email u ke mangayu_sweet@yahoo.com