14.07.2008
Setelah trekking sehari sebelumnya, hari ini kami istirahat. Tiba-tiba muncul ide untuk mempromosikan potensi wisata Desa Geluntung. Kami diberi tugas oleh Bli Agung untuk membuat desain
leaflet dan
postcard sebagai media promosi. Untuk paket dan minat wisata yang akan ditawarkan, kami melakukan brainstorming dengan menuliskan di papan kertas (
flip-chart) yang berada di ruang tengah pondokan kami.
Beberapa diantaranya:
• Wisata kuliner
• Trekking dan safari sepeda
• Perang lumpur
•
Bird watching•
Flying monkey (meluncur dari pohon ke pohon menggunakan tali)
•
Paintball and
air soft gun• Pertunjukan kesenian anak-anak
• Piknik di pematang sawah
(flipchart, media brainstorming)
Brainstorming dengan menulis di papan kertas ini masih berlangsung sampai posting ini diluncurkan dan akan terus mengalir ide-ide baru yang nantinya akan di seleksi dan dirumuskan dalam output draft rural design.
Dari ide-ide paket wisata diatas, maka dapat dicari dan ditentukan lokasi-lokasi strategis/ ‘
hot spot’ yang kemudian dipaparkan dalam grafis dan peta. Lokasi-lokasi tersebut antara lain lokasi:
• Kuliner
• Jalur trekking
• Hasil-hasil alam
• Potensi Alt.NRG (
alternative energy) :
solar, water, wind, etc
• Mata air dan aliran air
• Lokasi perang lumpur & pancuran untuk membersihkan badan
Seperti ide-ide paket wisata, pemetaan hot spot ini juga masih akan berkembang (^_^)v
Sore harinya, Danar dan Atrid diajak anak-anak desa (Yuda, Nova, Bayu, Candra dan Manik) keliling banjar Geluntung Kaja. Kami berjalan dengan riang ke arah timur laut, kemudian ke selatan mengikuti jalan sampai ke perbatasan dengan Desa Marga. Kemudian kami membelokkan rute ke barat melewati sawah, lapangan, sungai kecil dan tembus di pekarangan rumah Yuda. Jalan-jalan sore ini bisa dibilang sebagai salah satu petualangan kecil kami yang mengasyikkan bersama anak-anak setempat.
15.07.2008
(Upacara Mapepasaran di Bale Banjar)
Hari ini ada upacara adat
Mapepasaran di bale banjar Geluntung Kaja. Upacara ini masih termasuk dalam rangkaian upacara agung Melaspas, Mendem dan Ngenteg Linggih. Harusnya upacara ini dimulai pukul 09.00, tapi karena beberapa hal maka upacara baru dimulai pukul 10.00.
(Ritual Mapepasaran di Beji)
Kami bertugas mendokumentasikan prosesi upacara tersebut, dan mewawancarai kepala adat, Bapak Sumatera. Upacara ini bertujuan untuk mensucikan alat-alat yang dipakai untuk upacara di mata air suci / beji.
Setelah upacara selesai, kami pun dengan terburu-buru segera berangkat ke Taman Pujaan Bangsa Candi Margarana untuk mengikuti Musyawarah Antar Desa (MAD) II yang diadakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP).
(suasana Musyawarah Antar Desa)
MAD II ini membahas topik penyusunan dan penetapan peringkat usulan desa (prioritas kegiatan yang diusulkan oleh desa). MAD dihadiri oleh: Camat Marga, perwakilan dari 15 desa yang ada di Kecamatan Marga, pengurus BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa), dan Tim dari PPK (Program Pengembangan Kecamatan) antara lain: PjOK (Pejabat Operasional Kecamatan) Marga, Fasilitator Kecamatan Marga, dan Fasilitator Kabupaten Tabanan. Selanjutnya, Musyawarah Antar Desa III akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2008.
(bersama Agus Wes dan temannya,Connie)
Sore harinya di Roemah KAYON, kami kedatangan tamu, Agus Wes, seorang aktivis
Greenpeace yang juga tergabung dalam
Rainbow Warrior. Beliau bercerita dan berbagi pengalamannya dalam upaya penyelamatan lingkungan, hal yang sekarang ini menjadi fokus perhatian dunia. Berbagai isu kerusakan lingkungan baik di dalam maupun luar negeri membuat aktivis Greenpeace gencar untuk berupaya mengampanyekan dan menghentikan usaha pengrusakan lingkungan.
16.07.2008
Pagi hari, kami ke Kantor Perbekel Geluntung untuk membuat surat undangan sosialisasi kegiatan pemetaan yang akan dilaksanakan pada hari Minggu (20/7). Tim ARD merencanakan pemetaan akan dilakukan di dua banjar adat sekaligus, yaitu Alas Perean dan Geluntung Kelod, sehingga sosialisasi akan ditujukan kepada Kelian Dinas, Kelian Adat, Pekaseh Subak Alas Perean dan Geluntung Kelod.
Namun, dikarenakan wilayah banjar adat Alas Perean sangat luas dan dibutuhkan pemetaan yang detail, maka pemetaan untuk hari Minggu hanya dilakukan di banjar adat Alas Perean saja.
Sepulangnya dari Kantor Perbekel, kami langsung mengerjakan tugas individu, Atrid mengedit video, Rani membuat desain leaflet dan memetakan jalur trekking serta memplotting hasil cek koordinat GPS banjar Umabali, dan Danar menkonversi angka koordinat hasil pemetaan yang dilakukan dengan GPS.
17.07.2008
Di Bale Banjar Geluntung Kaja pada pukul 09.00 WITA ada gotong royong untuk mempersiapkan Karya Agung Melaspas, Mendem, dan Ngenteg Linggih, kegiatan gotong royong ini disebut
Nyamuh. Pada kesempatan ini, tim ARD menyempatkan diri untuk mendokumentasikan jalannya kegiatan Nyamuh.
(suasana gotong-royong Nyamuh di Bale Banjar)
Setelah melakukan pendokumentasian, tim langsung kembali ke Roemah KAYON untuk mengerjakan tugas masing-masing: Atrid menambah isi tulisan yang akan di upload di blog, Rani membuat logo tulisan “
Geluntung” yang kemudian akan dimasukkan dalam desain leaflet, dan Danar mendesain kartu pos (post card).
18.07.2008
Pada pukul 09.00 WITA, Danar dan Rani berada di Kantor Perbekel Geluntung untuk menemui perangkat desa dengan maksud meminta bantuan untuk menemani kami berdua menyampaikan surat undangan sosialisasi ke Perangkat Adat Banjar Alas Perean. Namun, dikarenakan Perangkat Adat Banjar Alas Perean sedang berada di kantor masing-masing, kami berdua pun hanya menyampaikan ke rumah Kelian Dinas Geluntung Kelod (Banjar Adat Alas Perean secara administratif berada di Banjar Dinas Geluntung Kelod).
Kebetulan Atrid berada di Kuta karena ibunya datang. Selama disana Atrid menyempatkan untuk memposting artikel ke dalam blog (
updating).
Selanjutnya, Danar, Rani, dan Bli Agung meluncur ke warnet di Kota Tabanan untuk melengkapi foto satelit wikimapia banjar adat Alas Perean dan sebagian banjar Umabali. Selain mendownload kepingan foto satelit, kami juga mencocokan hasil cek kooordinat pemetaan dengan GPS dan koordinat yang ditunjukkan di foto satelit wikimapia. Jam 12.30 WITA kami bertiga menuju Kampung Jawa, Tabanan. Disana Danar menunaikan solat jumat di Masjid Agung, sedangkan Bli Agung dan Rani ke XL Center untuk memperbaiki SIM Card ponsel.
Kemudian, makan siang di warung milik Bli Gede yang berseberangan dengan Kantor Bupati Tabanan. Pada saat itu, kami tidak sengaja membaca artikel di salah satu koran yang memuat adanya kegiatan pameran fotografi arsitektur yang diadakan oleh mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Udayana di Danes Art Veranda (galeri milik arsitek Popo Danes). Kami kemudian merencanakan untuk berkunjung ke sana malam harinya.
Pukul 16.00 WITA, tim ARD ditemani Bli Agung, Bli Made, dan Nuning berkunjung ke rumah Kelian Adat Alas Perean, Pak Wayan Wetru, untuk menyampaikan kegiatan trekking dan pemetaan pada hari Minggu (20/7). Namun, Pak Wetru masih berada di Tabanan, sehingga kita berniat untuk menemui beliau keesokan harinya (Sabtu, 19/7).
Sore menjelang malam, tepatnya pukul 18.00 WITA, Volkswagen Safari Bli Agung berpenumpangkan Danar, Atrid, Rani, dan dua teman kami dari Banjar Geluntung Kaja (Ayu dan Puri) segera bergerak ke galerinya Popo Danes untuk melihat pameran fotografi arsitektur yang mengangkat tema “
Dialog of The City”.
19.07.2008
Pada pukul 07.00 WITA, kami bergegas menuju SD No. 2 Marga untuk menemui Pak Wayan Wetru, Kelian Adat Banjar Alas Perean untuk menyampaikan rencana trekking dan pemetaan di Banjar Alas Perean besok Minggu (20/7). Pak Wayan Wetru menyambut positif kegiatan kami dan siap ikut serta dalam pemetaan.