Hari ini diawali dengan udara pagi yang lebih dingin dari biasanya. Setelah sarapan pagi yang berupa bubur khas bali lengkap dengan telur rebus, kami lalu berkumpul di halaman Rumah KAYON. Setelah sedikit pengarahan, rombongan yang terdiri dari kami bertiga (tim kerja ARD), IGN Agung Putradhyana (koordinator KAYON), Nuning dan Eka (STT) beserta anak-anak Desa Geluntung berangkat bersama ke Bale Banjar Umabali. Karena membludaknya jumlah peserta anak-anak, maka keberangkatan dibagi dalam dua kloter, sebab kendaraan yang ada terbatas kapasitasnya. Anak-anak tersebut rata-rata berumur 6 hingga 15 tahun.

(bernyanyi dan bercanda ria sepanjang perjalanan)
Kedatangan kami di Bale Banjar Umabali disambut hujan gerimis dan awan mendung yang menggelayut manis memenuhi langit. Setelah briefing singkat dengan aparat banjar setempat, kami lalu memulai trekking dan pemetaan hari itu. Adapun titik pertama yang kami cek koordinatnya adalah Bale Banjar Umabali.

(berbagi pengetahuan geografi dengan anak-anak)
Di sini tim kami bagi sesuai pekerjaan masing-masing. Atrid bertugas mencatat letak titik yang dicek koordinatnya pada peta satelit yang kami bawa. Danar bertugas sebagai seksi dokumentasi kegiatan hari itu. Rani dan Eka bertugas mengecek koordinat dengan GPS Nokia Navigator serta mencatat koordinat masing-masing titik pengecekan. Sementara Bli Agung menghitung potensi dari aliran air yang ada di sepanjang wilayah amatan. Penghitungan potensi meliputi debit air, kecepatan aliran air serta lebar dan ketinggian air. Dari hasil penghitungan ini kita dapat mengetahui potensi aliran air di beberapa tempat untuk menjadi penghasil listrik tenaga air (turbin air). Nuning dan Atrid juga merangkap tugas sebagai koordinator anak-anak Desa Geluntung.

(mengecek koordinat di foto udara)
Pengecekan koordinat dilanjutkan ke beberapa titik lainnya seperti Pura Dalem, Batas Desa Payangan, serta beberapa tempat lainnya. Menjelang tengah hari kami beristirahat sejenak sambil menikmati nikmatnya “acara memasak di tengah pemandangan alam yang indah”. Walaupun hanya memasak air minum untuk menyeduh teh, namun karena dilakukan bersama-sama dan di alam terbuka maka suasana yang tercipta menjadi tidak biasa dan tidak membosankan. Serasa pergi berlibur beramai-ramai.
Setelah puas beristirahat kamipun kembali melanjutkan perjalanan. Masih ada sekitar setengah jalan lagi yang harus kami lalui. Sayangnya cuaca mulai tidak mendukung kegiatan yang kami lakukan. Mendadak saja turun hujan yang cukup deras dan memaksa kami untuk berlarian mencari tempat berteduh. Untungnya tidak jauh dari lokasi pemetaan terdapat balai-balai kecil. Balai tersebut biasanya digunakan sebagai Balai Timbang. Kami berteduh di Balai Timbang sambil membuka bekal makanan kecil yang kami bawa. Kesempatan ini lalu kami manfaatkan untuk memberi penjelasan singkat pada anak-anak mengenai dasar-dasar pemetaan serta peralatan yang digunakan di dalam kegiatan pemetaan, seperti penjelasan mengenai garis bujur dan garis lintang, kutub magnet bumi, teknis pembacaan peta hingga cara menggunakan kompas. Diharapkan dengan penjelasan disertai praktek langsung di lapangan yang dikemas dalam acara jalan-jalan bersama ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi adik-adik di Desa Geluntung.

(maskot kecil perjalanan kami: Ari dan Dwi)
Setelah hujan reda kami lalu melanjutkan kegiatan trekking dan pemetaan yang sempat tertunda. Kami tiba di batas Banjar Umabali dengan Banjar Geluntung Kaja pada pukul 1 siang dan akhirnya tiba kembali di Rumah KAYON.
(rani)
0 comments:
Post a Comment